Tepat jam 10.00 pagi ayahanda
dari temanku Marisca Anggraini wafat. Yang aku tau keadaan almarhum sudah lebih
baik tapi kenyataan hari ini berbeda. Beberapa minggu yang lalu
aku sempat ke RS. MMC tapi belum sempat melihat almarhum karena kondisi yang
masih belum sadar dan posisi aku sampai sana juga sudah lewat dari jam besuk.
Harapan bisa sehat kembali muncul ketika kebesokannya almarhum sempat sadar. Allah punya rencana lain, aku percaya
itu. Semoga Allah melapangkan kuburnya, mendapatkan tempat terbaik dan keluarga
yang ditinggalkan diberi kesabaran yang luar biasa.
Marisca Anggraini anak yang ceria. Dia terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan berada dibanding kami berenam. Perempuan tomboy yang satu ini tingkat solidaritasnya tinggi, itu alsannya kenapa banyak orang yang mengenalnya. Di balik kelebihan pasti ada kekurangan, saking solidnya terhadap teman terkadang aku merasa jika gerak langkahku dalam bergaul dibatasi. Aku tidak bisa sebebas dulu. Itu yang aku rasa. Semua yang hadir dalam kehidupan pasti ada proses pembelajaran yang bisa kita ambil termasuk kehadiran teman, Allah menghadirkan mereka dikehidupanku karena Allah tau disaat aku kehilangan seseorang aku mendapatkan mereka teman-temanku yang solidnya luarrrr biasa. Enam kepala dengan karakter yang berbeda pasti selalu mebuat kondisi pertemanan tidak selalu mulus, ketika terjadi pertengkaran disaat itulah kita belajar untuk saling memahami karakter satu sama lain.
Winda siapa, aku lupa sama nama kepanjangan temanku yang satu ini. Perempuan penggila korea ini meiliki wajah yang cantik, putih dan imut. Tidak banyak hal yang aku ketahui dari perempuan yang berasal dari Serang ini, yang aku tau dia paling diam diantara kami berenam. Bisa dikatakan dia hampir menyerupai es, dingin, beku dan kaku. Ketika semuanya asik main ceng-cengan dia Cuma nyumbang tawa. Betapa sedikitnya dosamu Winda dibanding diriku ini hahaha J
Marisca Anggraini anak yang ceria. Dia terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan berada dibanding kami berenam. Perempuan tomboy yang satu ini tingkat solidaritasnya tinggi, itu alsannya kenapa banyak orang yang mengenalnya. Di balik kelebihan pasti ada kekurangan, saking solidnya terhadap teman terkadang aku merasa jika gerak langkahku dalam bergaul dibatasi. Aku tidak bisa sebebas dulu. Itu yang aku rasa. Semua yang hadir dalam kehidupan pasti ada proses pembelajaran yang bisa kita ambil termasuk kehadiran teman, Allah menghadirkan mereka dikehidupanku karena Allah tau disaat aku kehilangan seseorang aku mendapatkan mereka teman-temanku yang solidnya luarrrr biasa. Enam kepala dengan karakter yang berbeda pasti selalu mebuat kondisi pertemanan tidak selalu mulus, ketika terjadi pertengkaran disaat itulah kita belajar untuk saling memahami karakter satu sama lain.
Teman-tamanku saat ini berbeda
sekali dengan temanku waktu D III Akuntansi Pajak Universitas Trisakti dulu. Mereka memiliki karakter yang lebih suka
jalan-jalan dan cuek dengan tugas-tugas yang ada. Yappp, aku membutuhkan itu.
Bukan cuek akan tugas-tugas melainkan jalan-jalan dengan mereka membuat kepenatan
kerja dan kuliah sedikit terobati. Satu diantara mereka ada juga yang terkadang
tidak sepaham denganku, dia bernama Yulita Sari. Perempuan bersuku sunda ini
terkadang masih labil dalam hal mengungkapkan apa yang ada dipikirannya.
Terkadang tanpa disadari dia menyakiti hari orang lain. Aku tau bukan salah
pada dirinya melainkan salah pada caranya. Dengan siapa kita berbicara dan
caranya bagaimana perlu disesuaikan menurutku. Perempuan yang doi nya di
Bandung ini gak serta merta tidak memiliki kelebihan. Dia menjadi orang yang
paling bijak diantara kami ketika aku dan teman-teman sedang mengadapi masalah.
Ratri Utami seorang perempuan
yang paling sabar karena dia sosok yang paling dituakan diantara kami. Bukan
sekedar tua, memang kenyataannya dia yang paling tua hehehe J. Gak cukup yang paling
tua, dia juga menjuari penghargaan nominasi “Terpintar” diantara kami berenam.
Sulit untukku menyamakan kedudukan dalam hal kemampuan akademik dengannya. Dia
terlalu jenius untuk pantas disaingi kami berenam. Gayanya yang santai dan cuek
akan kuliah yang membuat dia terlihat jenius diantara kami, berbeda denganku
yang pontang-panting tetapi hasilnya segitu-segitu aja haha. Satu hal yang
paling aku dan teman-teman dari sosok perempuan yang lemah gemulai ini, tidak
pernah tepat waktu. Dia selalu datang paling telat dan terkadang membuat kita
mengerutkan dahi dan berkata “kapan sih tri gak telat sekaliiiii aja?”
Winda siapa, aku lupa sama nama kepanjangan temanku yang satu ini. Perempuan penggila korea ini meiliki wajah yang cantik, putih dan imut. Tidak banyak hal yang aku ketahui dari perempuan yang berasal dari Serang ini, yang aku tau dia paling diam diantara kami berenam. Bisa dikatakan dia hampir menyerupai es, dingin, beku dan kaku. Ketika semuanya asik main ceng-cengan dia Cuma nyumbang tawa. Betapa sedikitnya dosamu Winda dibanding diriku ini hahaha J
Yang terakhir Irma Agustiani,
kalo aku suruh ceritain sosok perempuan yang satu ini satu halaman A4 pun gak
akan cukup karena saking lamanya kita berteman banyak hal yang aku ketahui
tentang dirinya. Perempuan berdarah Makasar ini tidak terlihat seperti orang
pinggiran, yang biasanya kasar. Kelembutan dan kemayu-annya hanya bertahan
beberapa semester di waktu pertemuan awal kami di D III Akuntansi Pajak
Universitas Trisakti, selebinya dia terkena dampak salah pergaulan alias
bergaul sama aku yang identik ceplas ceplos dan gak bisa diem, tertularlah dia hahaha.
Perempuan berbintang Leo ini lebih pintar dibandingkan denganku hanya saja dia
tidak begitu ulet sehingga nilai akademiknya sedikit naggung. Sekian lamanya
aku dan dia berteman bukan berarti permasalahan gak hadir diantara kami. Tapi
kami sudah tau harus bagaimana menghadapi watak satu sama lain. Banyak hal yang
sudah dia tau tentang permasalahan yang aku hadapi selama ini, bisa dikatakan
dia lebih mengetahui dibanding orang tuaku dan saudara kandungku sendiri.
Beberapa kali aku meminta dia untuk mereview semua kekurangan dan kelebihanku
selama aku berteman dengannya. Beberapa tulisanku juga aku percayakan untuk
dibacanya karena aku mempercayainya melebihi rasa percaya akan diriku
sendiri. Tadinya aku berfikir jika
pertemanan aku dan dia akan terputus di D III, karena awalnya dia tidak berniat
melanjutkan S1. Allah berkehendak lain, dia masih ada dekat denganku sampai
sekarang dan selalu mejadi sandaran yang kuat ketika aku merasa tidak kuat lagi
untuk berdiri. Dia juga berusaha menjadi tongkat ketika salah satu kaki tidak
lagi sanggup berjalan normal.
Kami berenam adalah TIM SUSKES,
memiliki tujuan cepat menyelesaikan tanggung jawab kami dengan mendapatkan
gelar Sarjana dengan menghasilkan IP yang membanggakan. Aku dan teman-teman
berharap saatnya itu tiba orang tua kami bisa bangga tehadap perjuangan dan
jeri payah kami selama ini.
MON -16:06
-Ry-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar