Minggu, 24 Februari 2013

Akhir dari cerita 4 tahun 4 bulan


Hampir tiga bulan aku menghilang dari kehidupannya, dan semoga dia selalu dalam lindungan Allah SWT.  Aku yakin dia bahagia saat ini dengan pilihan barunya, dan aku tidak perlu khawatir jika laki-laki yang pernah aku cintai akan merasa tersakiti. Dulu aku beranggapan jika rasa cinta dan sayang dia terhadapku melebihi rasa sayang dan cintaku terhadapnya. Ternyata aku salah. Sampai saat ini aku masih hidup dalam bayangannya dan belum bisa melepas semua kenangan yang ada selama empat tahun sedangkan dia sudah bahagia dengan perempuan lain J Yap tidak mudah buatku, dan tidak tau harus membutuhkan waktu berapa lama untuk melupakan semuanya.

Kenangannya tetap hidup dan bisa dikatakan menyatu pada organ tuguh ini. Setiap kenangan itu terlintas dalam bayangan, membuat desiran darah ini seakan berhenti, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan nafas terasa sesak karena kehilangan oksigen. Jika bisa meminta, rasanya ingin memejamkan mata selama-lamanya dan terlahir menjadi manusia yang memiliki memori baru. Aku lelah terus hidup dengan kenangan ini. Aku lelah terus hidup dengan bayangan ini. Aku mau melupakan semuanya. Semua hal mengenai orang yang sudah menyakitiku.Tidak mudah ketika dia hadir dalam kehidupanku. Kita harus sama-sama berjuang agar dia bisa diterima di keluargaku yang bisa dibilang terlalu protect dan pemilih dengan siapa anakya bergaul. Butuh waktu yang gak sebentar, aku harus membuktikan jika kehadiran dia meberikan dampak positif untukku, dengan cara membuktikan kemampuan akdemikku yang meningkat salah satunya. Tidak pernah sekalipun hal negatif tentangnya aku ceritakan kepada orang tuaku. Aku dan keluarga menganggap jika semuanya tidak sekedar pacaran dan akan dibawa kehubungan yang lebih serius, tapi itu semua hanya sebuah harapan. Allah punya rencana lain, dan aku percaya ini yang terbaik. Terhitung sejak beberapa bulan sebelum hubungan ini berakhir, Alhamdulillah laki-laki yang menemaniku lebih dari empat tahun ini sudah menjadi pegawai tetap. Disaat itulah dia mulai berubah, sama sekali bukan laki-laki yang aku kenal sebelumnya.

Menyalahkan diri sendiri sempat aku lakukan sebelum mengetahui ada faktor orang ketiga dalam permasalahan aku dan dia. Aku berfikir aku kurang perhatian karena aku yang sibuk dengan kerjaanku atau aku yang manjadi orang seenaknya ketika keadaan lelah merusak moodku. Tak terpikir jika semudah ini dia melepaskan dan mencapakanku.

Apa kamu ingat perkenalan awal kita dibubuhi petengkaran karena cara kamu mendekatiku salah? Apa kamu ingat kita selalu bertanya-tanya kenapa awalnya kita musuh dan pada akhirnya kita pacaran? Apa kamu ingat bagaimana cara kamu meminta tanganku saat kamu ingin menggandengku? Apa kamu ingat waktu kita masih kemana-mana pakai motor bebek dan sering sekali ban motornya bocor? Apa kamu ingat kita sering kali ujan-ujanan karena kita takut pulang terlalu malam? Apa kamu ingat waktu kamu gagal seleksi kerja, aku tidak berhenti untuk mendukungmu? Apa kamu ingat waktu pertama kali kamu kerja keluargaku mengucapkan selamat dan tidak pernah meremehkan pekerjaanmu? Apa kamu ingat saat kamu gak yakin bisa lanjut kuliah sambil kerja dan minta pendapat sama orangtuaku? Apa kamu ingat waktu kamu kehilangan motor, aku tidak memaksamu membeli motor saat itu juga karena berdekatan sama tahun baru? Apa kamu ingat waktu kita makan seafood dan aku ngambek karena ngerasa nyesel makan terlalu mahal? Apa kamu ingat kita nonton bioskop terlalu malam dan akhirnya kita keluar buru-buru, motor kamu bocor dan kamu kehilangan uang, terpaksa aku harus pulang sendiri naik angkot? Apa kamu ingat perjuangan kita sampai kamu bisa jadi pegawai tetap? Apa kamu ingat liburan terakhir kita waktu ke pantai karena nazar kamu? Apa kamu ingat terakhir kita nonton perahu kertas kebetulan ada premier? Apa kamu ingat kado terakhir yang kamu kasih? Apa kamu ingat pertama dan terakhir kalinya kamu kasih aku bunga? Apa kamu ingat betapa bahagianya aku waktu kamu menjadi pegawai tetap? Apa kamu ingat pertemuan terakhir kita dimalam sabtu itu? Banyak air mata, banyak kekecewaan dan banyak kepedihan dimalam itu.

Aku punya cara tersendiri untuk menyampaikan perhatianku. Tiap malamya doa selalu aku tujukkan untuknya, berharap pekerjaan, kuliah dan semua cita-cita diberi kelancaran. Dia tidak pernah mengerti hal itu, karena aku tidak pernah mengungkapkan semuanya. Buat apa aku menceritakan semuanya, karena aku tulus mencintainya bukan sekedar mencari nilai baik dimatanya. Biarkan aku pergi memperbaiki diriku, aku harus tetap berdiri dan segera berlari mengejar ketertinggalanku akibat terjatuh kemarin. 

Ketika aku terapksa harus terbiasa hidup dengan sebuah kenangan yang sama sekali gak bisa aku terima, pola hidup berubah. Sebulan sudah aku merasa sesuatu hal aneh terjadi padaku, setiap malam Senin aku mengalami mimpi buruk, dan hal itu berdampak pada psikologisku. Kepalaku juga mudah sakit. Sangat sakit, yang terkadang merusak kegiatan puasa Senin-Kamis yang biasa aku jalankan. Aku coba ceritakan semuanya sama orang-orang terdekatku, ada yang beranggapan aku diikuti jin, ada juga aku beban pikiran dan ada juga yang bilang aku terlalu terbawa masa lalu. Aku menganggap diriku ini gila dan aku sangat butuh psikiater saat ini. Mungkin aku juga perlu diruqiah. Aku mengikuti caranya Habibi, aku jadi rajin menulis semenjak aku merasakan bayak hal yang perlu aku ceritakan dan terkadang ada beberapa hal yang tidak bisa diceritakan juga kepada orang lain. Berharap jika tulisan ini bisa memotivasi orang banyak dan ada pelajaran yang bisa diambil.

-Ry-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar