H-5weeks

Masalah muncul satu persatu, pikiran rasanya terpecah belah buat memikirkan banyak hal. Aku yang gak pernah tenang ketika menghadapi masalah seberat apapun rasanya suka menyerah untuk berserah diri apalagi mengikhlaskan. 

Tidak mudah menghadapi 7bulan yang sudah di lewati. Berbagai macam perbedaan dan perdebatan muncul disetiap pembahasan. Aku yang semakin mudah "meledak" sering tidak sadar sama apa yang aku lakukan. 

Aku yang selalu menyesal di akhir dan berjanji tidak mengulanginya pada akhirnya tanpa sadar mengulang lagi dan lagi kesalahan yang sama.

Banyak kenikmatan duniawi yang sedang dikejar aku khawatirkan sehingga aku melupakan nikmat yang sudah aku miliki sekarang.

Ya Allah... ingin berpasrah dan menjadi manusia yang yakin akan kehendakMu.. 

Sakit ini sebagai penggugur dosa

Hampir 2minggu setelah acara lamaran. Aku bahagia, sangat bahagia karena semuanya berjalan lancar. Alhamdulillah.. 

Kebahagiaan dan kesedihan selalu berjalan beriringan, aku yang terlalu bahagia lupa menjaga kesehatan. Maafkan aku ya Allah swt, aku gak bisa menjaga ciptaanmu 😢😢

Aku sekarang sadar siapa yang paling khawatir dan membantuku mencari obat untuk kesembuhanku. Ibu bapakku ❤️

Mereka lah yang berjuang disaat aku merasa terpuruk, khawatir seperti sekarang.. 

5 bulan dari sekarang aku gak mampu merengek dan mengeluh rasa sakit yang aku alami. Aku harus jaga kesehatan, aku gak mau merepotkan orang banyak. Sembuhkan penyakit hamba ya Allah swt.. aamiin ya Allah swt 🙏🏻🙏🏻

Let it be

Apa yang terjadi?

Apa yang salah?

Apa yang harus aku lakukan?

Aku sudah melewati masa masa ini

Yang terberat disaat kita tak lagi mampu saling mengerti

Kita tak lagi mampu berbicara dengan kepala dingin

Atau kita tak lagi memahami satu sama lain?

Aku tak membenci, tapi aku bukan tidak kecewa

Aku berat untuk mengeluh segalanya

Aku cuma berpikir aku tak dibutuhkan lagi

Tak perlu mencariku

Mencari penjelasan 

Memperbaiki segalanya

Jalani hidup dengan baik

Tidak saling menyakiti

Itu tang terbaik

15

Aku butuh waktu yang lama untuk bersabar atau sekedar bertahan 

Dan kini aku sadari... Perjuangan tidak melulu soal maju dan menyerang. Terkadang juga soal diam dan bertahan.

Setidaknya aku bertahan, hingga Tuhan yang menentukan jika kelak rasa ini menghilang, percaya saja Tuhan sudah punya jawaban.

Biarkan tangan kita saling menggenggam tak peduli seberapa terjal jalan didepan aku dan kau saling bertahan biar Tuhan yang melepas.

Bukan aku yang menjauh, namun ragumu yang tumbuh dan jika dibiarkan terus begini, entah berapa lama kita sanggup bertahan.

Selama aku masih kuat bersamamu, selama kesabaranku masih ada, aku akan terus bertahan demi kamu.

Aku bertahan karena punya alasan. Karena aku yakin perjuangan ini akan berakhir membahagiakan. Semoga doaku didengar Tuhan.

Itu sebagian kecil caraku bertahan. Mempertahakan kamu, mempertahankan kita. Aku selalu jalani cara itu dg sebaik mungkin.

Selama aku masih kuat bersamamu, selama kesabaranku masih ada, aku akan terus bertahan demi kamu.

Aku yakin hubungan kita bisa bertahan selamanya jika kita bisa saling percaya. 

Aku belum bisa memastikan. Apa aku harus tetap bertahan atau harus berhenti sampai disini untuk mencintaimu. Lalu melupakanmu.

Aku bukan yang dulu

Seketika rasa ini berubah. Jiwa ini terasa pergi dari tubuh yang aku miliki. Aku seperti kehilangan sesuatu. Entah itu apa...

Aku mau menjadi pribadi lain. Aku ingin berada diantara orang orang yang sama sekali tak ku kenal. Aku ingin berhenti berestimasi sama semua yang ada disekelilingku saat ini. 

Teruntuk kamu

Ada sesuatu yang tidak bisa aku katakan dimalam itu. Disaat jemari hanya bisa mengepal jaket merah dikedinginan malam sepanjang perjalanan. 

Tak banyak ekspresimu yang bisa aku tangkap. Diam dan menikmati 2.5 jam berlalu tanpa komunikasi yang bermakna.

Aku ingin sejenak semuanya berhenti. Disaat aku bisa menggenggam tanganmu lebih erat dan melihat mata sayumu. Dan aku pun terlupa kalo yang aku butuh malam itu adalah makan.

Apa yang terjadi denganku?

Begitu hebat bukan?

Disaat perut kosong yang aku butuhkan saat itu adalah kamu.

Kamu lebih dari obat penghilang nafsu makan. 

Adakah obat selain malaria?

Aku sedang malarindu~

2 tahun berlalu

Aku mencoba memahami dan belajar apa yang sudah terjadi. Semuanya berlalu begitu cepat, tapi kita tidak begitu cepat mengerti apa yang terjadi dengan satu sama lain. Aku tidak mau menjelaskan bagaimana perjuanganku agar pantas dan layak disandingkan denganmu. Yang aku mau jelaskan, aku merasa tidak ada yang mengerti bagaimana berada diposisi perempuan biasa sepertiku.

2 tahun yang lalu, aku menerima penolakan untuk tidak datang dihari penting, wisudamu. Aku menerima walaupun dalam hati menangis setiap ada pertanyaan "kenapa tidak hadir diacara sepenting wisuda?". Aku sampai tidak ingat untuk satu hal ini orangtuaku mengetahui atau tidak, yang pasti disaat wisudaku kau diterima dengan baik dan diperlakukan selayaknya laki laki dewasa yang pantas dihargai keberadaannya apapun yang sedangkan diperjuangkannnya saat itu. Kau merasakan keberadaanmu dihargai saat itu. Aku? Bahagia. 

Berjalannya waktu banyak hal yang membuat keluargamu ragu. Aku anak pertama, yang mungkin saja kelak akan membebanimu dengan segala tanggungan kedua orangtua dan adik adikku. Kau tau tidak sebelumnya aku tidak pernah terpikir untuk menjadikan diriku dan keluargaku tanggungjawab suamiku kelak, tapi setelah kau mengatakan itu aku sadar alasan orangtua perempuan memilih laki laki yang layak dan lebih baik "performa-nya" ketimbang putrinya. Tapi tidak begitu dengan orangtuaku yang tetap menganggap kau laki laki yang baik meskipun mereka masih bertanya terus padaku "kamu sanggup nak melewati semuanya?" 

*5 menit kemudian...

Seketika air mataku berjatuhan, aku sadar ibu bapakku hanya ingin melihat bahagia setiap menjalani sesuatu. Apa pantas aku menyakitinya dengan caraku, cara dia, dan cara mereka?

Maaf pak, bu.. InsyaAllah aku akan dipertemukan segera dengan laki laki yang tepat dan kalian harapkan.