Beberapa kali aku menunda untuk
menulis. Sepertinya malas ketika waktu di rumah dipakai untuk menulis, ketika
pada kenyataanya waktu bisa digunakan untuk berkumpul dengan keluarga dan
menghabiskan waktu bersama mereka. Banyak hal yang terjadi dua hari yang lalu.
Semuanya masih terangkum jelas di memori otakku. Dua kata yang simple, SABTU
KELABU :)
Tidak terfikir untuk medapatkan
beasiswa sebelumnya. Tapi kekecewaan itu hadir ketika IP yang didapat hampir
memperoleh beasiswa. Yeaahh kurang 0.44 lagi. Menyesal? Sangat. Seandainya
kemarin bisa lebih survive pasti aku bisa dapetin beasiswa itu. Seandainya aku
bisa lebih kuat pasti aku bisa sesemangat Ria yang dulu. Seandainya aku bisa
mempengaruhi keadaan pasti aku tidak gagal seperti sekarang. Aku terlalu lemah
untuk saat ini. Mudah dipengarui keadaan.
Terulang lagi kesalahan yang sama ketika harus gagal dapat bintang
karena kurang rasa keikhlasan akan diri ini. Ya allah, aku sadar ada yang salah
dari diriku sampai engkau menegurku denga cara seperti ini. Aku harus
intropeksi diri dan merubah semua kekuranganku selama ini. Maafkan hambamu ini
ya rabb..
Aku harus belajar dari pengalaman
tiga bulan kemarin, pelajaran berharga yang pada akhirnya harus membuat diri
ini lebih kuat, lebih ikhlas dan lebih termotivasi untuk mengejar cita-cita.
Masa depan dipengaruhi oleh masa sekarang, bukan masa lalu. Masa lalu cukup
jadikan sebuah pembelajaran untuk menghadapi masa depan yang lebih baik. Caraku
saat ini adalah memutuskan untuk mengganti nomer lagi untuk kesekian kalinya.
Bukan karena aku tidak menghargai orang-orang mengenalku terutama dia, tapi aku
lelah harus megorbankan waktu untuk orang yang sama sekali tidak mengahargaiku
sebagai teman. Dia selalu hadir disaat butuh. Apakah itu yang disebut teman? Kelemahanku
adalah tidak bisa melihat teman dikeadaan terpuruk. Sesakit hati apapun aku
selalu berusaha ada untuk teman, dan sebaliknya ketika aku terpuruk apa dia
melakukan hal yang sama padaku? Jawabannya TIDAK! Yang dia tau hanya
senang-senang. Aku tidak mau mengorbankan waktu, tenaga dan pikiranku untuk
orang yang salah. Aku percaya sekarang, lingkungan dan dengan siapa kita
berteman berpengaruh pada pola pikir dan kehidupan kita pada saat itu juga.
Belajar menerapkan mindset semua
hal yang tidak baik buat kita akan hilang dari diri kita dan ada penggantinya
yang jauh lebih baik. Setiap ada hujan dan petir tak lama muncul pelangi.
Ketika kepompong terlihat biasa saja dia akan berubah menjadi kupu-kupu yang
cantik. Kita tidak akan pernah bisa berjalan apalagi berlari sebelum merasakan
rasa sakitnya terjatuh. Itu semua filosofi kehidupan yang nyata terjadi tapi
jarang manusia yang bisa menerimanya termasuk aku karena permasalahan waktu dan
proses.
Pada akhirnya bukan lagi sekedar
menerima filosofi tapi aku harus menjalani semuanya. Aku bukan lagi anak kecil,
aku harus belajar bijak menghadapi semua kenyataan yang terjadi. Aku yakin
ketika beban yang aku terima lebih berat dari biasanya pasti Allah percya aku
memiliki pundak yang cukup kuat menopangnya. Ketika aku harus merasakan rasa
sakitya terjatuh pasti Allah percaya aku mampu mengobatinya dan belajar untuk
berhati-hati. Ketika aku kehilangan tujuan pasti Allah mengingatkanku akan
keyamananku berlari selama ini.
MON – 11.00
-Ry-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar